Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Friday, June 7, 2013

Bryophyta (Lumut)

Tumbuhan lumut adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan amfibi. Bentuk dan susunan gametangium yang spesifik pada tumbuhan lumut ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti botol dan terdiri atas bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan lumut termasuk golongan Archegoniata. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan lumut membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel telur tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan lumut tergolong Embriophyta asiphonogama.


Dalam siklus hidup yang normal generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit) bergiliran secara teratur. Penyimpangan dari siklus hidup yang normal dapat mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori. Sporofit yang terjadi karena peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang terjadi karena peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan gamet yang diploid pula. Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci. Dalam perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae, dan Musci.

Berhubung nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida.

Hepaticopsida dan Anthocerotopsida
Kelas Hepaticopsida mempunyai ciri-ciri antara lain gametofitnya yang pipih dorsiventral. Bentuk tubuh gametofit ada yang berupa lembaran dan ada yang menyerupai batang dengan daun-daun. Di dalam kapsul spora hanya ada jaringan arkespora. Spora yang berkecambah tidak membentuk protonema. Berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan struktur produktifnya, Hepaticopsida dibagi menjadi 4 bangsa yaitu: Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales. Bangsa Marchantiales dicirikan dengan gametofitnya yang berbentuk seperti pita bercabang menggarpu, ada diferensiasi dalam jaringan penyusunnya, dan gametangium letaknya tenggelam.

Anggota bangsa Marchantiales yang paling sederhana adalah suku Ricciaceae dengan ciri-ciri sporofit hanya terdiri atas bagian kapsul saja dan terdapat di dalam jaringan talus. Tidak ada pelepasan spora, maka hanya dapat tersebar setelah jaringan sekelilingnya rusak. Suku Marchantiaceae mempunyai ciri-ciri pada gametangiumnya yang terdapat pada suatu penyangga atau gametangiofor, sporofitnya terdiri atas bagian kaki, seta, dan kapsul. Sel-sel arkhespora kecuali membentuk spora juga elatera. Yungermanniales adalah salah satu bangsa dari kelas Hepaticopsida yang tidak mempunyai mulut kulit (stomata), dan arkegoniumnya diliputi oleh involukrum (pada yang talusnya berupa lembaran) atau dikelilingi oleh periketium/periantium (pada yang talusnya menyerupai batang dengan daun-daun).

Berdasarkan duduknya sporogonium, Yungermanniales dibedakan atas 2 anak bangsa yaitu Metzgerinae (Anacrogynae) dan Yungermanninae (Acrogynae). Anthocerotopsida mempunyai sporofit yang terdiri dari kaki dan kapsul saja. Bentuk kapsul spora menyerupai tanduk, maka dinamakan lumut tanduk. Di dalam kapsul spora terdapat jaringan arkespor dan sepanjang poros bujurnya terdapat kolumela. Anthocerotopsida hanya terdiri satu bangsa Anthocerotales dan dua suku yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae. Anthocerotopsida juga dapat berkembang biak secara aseksual seperti pada Hepaticopsida yaitu dengan fragmentasi, pembentukan gemma, pembentukan.

Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan menuju Cormophyta. . Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies. Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.

Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteredium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid(x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis. Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan menumbuhkan gametofit baru.

0 comments: