Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Friday, June 7, 2013

Sistem Reproduksi Manusia

2.1. Sistem Reproduksi Pria
Organ reproduksi luar terdiri dari :
Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.

Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :
Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus.

Epididimis merupakan saluran panjang yang berkelok yang keluar dai testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan mematanagkan sperma.

Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula seminalis.

Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra.

Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
Kelenjar pada organ reproduksi pria

Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekukingan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.

Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam.

Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakana kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra.

2.1.1 Testis


Gambar 2.1 histologi testis

Testis adalah kelenjar penghasil gamet, sedikit cairan mani dan hormon. Karena itu, alat ini disebut kelenjar utama. Manusia (pria) mempunyai dua testis yang dibungkus dengan skrotum. Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan, otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini dikenal dengan refleks kremaster. Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis. Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis), cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli. Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis pembuluh darah pada testis kiri dan kanan. Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin, yaitu : memproduksi sperma (spermatozoa) dan memproduksi hormon seks pria seperti testosteron.

Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang. Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen, dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya (semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut sel intersisial Leydig. Sel Leydig memproduksi hormon testosteron.
Sawar darah testis Molekul besar tidak dapat menembus ke lumen (bagian dalam tubulus) melalui darah, karena adanya ikatan yang kuat antar sel Sertoli. Fungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar. Bila sperma bereaksi dengan antibodi akan menyebabkan radang testis dan menurunkan kesuburan.

2.1.2 Penis
Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).


Gambar histologi penis

2.2. Sistem Reproduksi Wanita
Organ reproduksi luar terdiri dari :
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan?keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva.
Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d bagian dalam dan membatasi vulva
Organ reproduksi dalam terdiri dari :
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormone wanita seperti :
Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
Progesterone yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan.
Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikelurakan oleh ovarium.
Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan abantuan silia pada dindingnya.
Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutandari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus denga bantuana silia pada dindingnya.
Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina.
Klitoris merupakan tonjolan kecil yangt erletak di depan vulva.

2.2.1. Ovarium


Gambar histologi Ovarium

Indung telur ovarium berjumlah sepasang, kiri dan kanan, bentuknya lonjong agak gepeng. Berada dalam rongga peritoneum, menggantung pada ligament besar oleh selaput peritoneum sendiri, disebut mesovarium. Menggantung pula pada uterus oleh ligamen ovarium. Lapisan terluar ovarium terdiri dari epitel germinal, selapis sel bentuk kubus yang berasal dari selaput peritoneum. Ovarium terdiri dari dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks adalah bagian kulit ovarium, di bawah epitel germinal. Terdiri dari jaringan ikat interstisial, yang disebut stroma. Diantara stroma terdapat banyak folikel . Folikel mengandung sel telur (oosit) dalam berbagai tingkat pertumbuhan. Setiap oosit diselaputi oleh sel folikel. Berbatasan dengan epitel germ inal, stroma memadat membentuk lapisan, disebut tunca albuginea. Stroma banyak mengandung serat retikuler dan sel bentuk gelendong mirip fibroblast (Cormack, 1994).
Medulla adalah bagian sumsum ovarium. Batas korteks dan medulla tidak tampak. Medulla terdiri atas jaringan ikat. Bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, sehinga sumsum disebut juga zona vasculosa (Marieb, 2004). Dalam srtoma terdapat banyak folikel. Flikel sudah terbentu pada masa embrio, dan waktu wanita akil baligh jumlah folikel dalam sebelah ovarium sejumlah 20.000 butir. Ketika usia lanjut, folikelnya kian susut dan menagalami degenerasi yang disebut atresia. Ketika atresia, mitosis folikel terhenti, dan sel-sel lepas dari susunannya menyelaputi oosit. Oosit sendiri jadi mati dan autolysis. Tempat folikel yang atresia itu diisi oleh jaringan stroma (Kerr, 1998).   

Sekitar 0.25% saja folikel yang mengalami pertumbuhan sesuai dengan oosit yang dikandung. Terdapat tiga tahap pertumbuhan folikel yaitu (Yatim, 1990):
1.Folikel primordial
Terdiri dari satu oosit primer yang diselaputi oleh selapis sel folikel yang gepeng. Oosit I tumbuh dari mitosis oogonium, disusul dengan meiosis I sampai tingkat profase saja. Kemudian berhenti kemudian folikel itu menjadi dormant. Folikel tersebut akan tumbuha jika wanita telah dewasa.
2.Folikel tumbuh
Folikel primordial yang tumbuh menjadi folikel matang, kemudian terjadi ovulasi. Pertumbuhan itu terdapat tiga tahap, sehingga folikel tumbuh dibagi menjadi folikel primer, folikel sekunder dan folikel tertier.
3.Folikel Graaf
Folikel Graaf disebut juga folikel matang. Oosit dengan selaput sel folikel yang terdiri dari beberapa lapis yang berada dalam cumulus oophorus, satu tonjolan stratum granulosum ke antrum. Antrum kini menjadi satu dan lebih luas daripada folikel tertier. Rongganya berisi cairan yang disebut liquor folliculi. Lapisan sel folkel yang menyelaputi oosit disebut corona radiata.


2.2.2. Tuba Fallopi


Gambar histologi Tuba Fallopi

Tuba fallopi disebut juga tuba uterina atau oviduk. Bagian kelamin ini menampung telur yang ovulasi, tempat terjadinya pembuahan, kemudian menyalurkan oosit yang sudah dibuahi ke dalam uterus. Tuba sepasang kiri dan kanan, sesuai dengan ovarium yang sepasang. Bagian ujung yang menampung oosit disebut infundibulum dan tonjolannya yang menjarimembentuk penadah, disebut fimbriae (Yatim, 1990). 

Dinding saluran ini terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika mucosa. Tunika muscularis dan tunika serosa. Tunika mucosa, terdiri atas jaringan epitel, yang selnya selapis bentuk batang, atau berlapis semu. Sel epitel dapat dibedakan atas dua macam, yaitu sel bersilia dan sel penggetah. Sel bersilia untuk mengayuhkan bahan yang ada dalam lumen yang berisi lendir. Sel penggetah befungsi untuk menghasilkan lendir, sebagai media bagi oosit atau spermatozoa. Sel bersilia lebih rendah daripada sel penggetah. Sel penggetah mengandung banyak granula sekresi (Marieb, 2004).
Tunika mucosa membentuk tonjolan bercabang. Tonjolan itu membentuk beberapa alur longitudinal, yang diduga untuk melancarkan penyaluran spermatozoa atau oosit yang sudah dibuahi..Tunika muscularis terletak di bawah tunika mucosa, keduanya dibatasi oleh lapisan jaringan ikat yang tipis. Tunika ini terdiri atas serat otot polos yang terdiri dari dua lapis, sirkuler sebelah dalam, longitudinal sebelah luar. Lapisan otot ini berperan untuk kontraksi tuba, yang perlu untuk melancarkan transport spermatozoa atau oosit. Tunika serosa adalah penerusan selaput peritonium, terdiri atas jaringan ikat, dan disebelah luar dilapisi olewh sel mesotel yang gepeng (Cormack, 1994).

2.2.3. Uterus


Gambar histologi uterus

Rahim atau uterus berada ditengah atau hanya ada satu. Pada bagian anteriornya bermuara tuba sepasang kiri dan kanan, dan ke bagianposteriornya bermuara vagina. Seperti pada tuba fallopi, dinding uterus juga terdiri dari tiga lapisan yaitu tunika mucosa, tunika muscularis dan tunika serosa. Tunika mucosa dikenal sebagai endometrium. Terdiri atas jaringan epitel dan lamina propia. Sel epitel berbentuk batang dan dibedakan menjadi sel bersilia dan sel penggetah. Di bawah lapisan epitel terdapat lamina propia yang mengandung banyak kelenjar yang mengetahkan lendir. Sel lebih banyak daripada serat dalam lapisan ini, sehingga disebut endometrium yang serupa dengan mesenkhim (jaringan ikat embrio). Dalam endometrium ditemukan banyak arteri yang melilit.Tunika muscularis terletak dibawah tunika mucosa, lebih dikenal dengan sebutan myometrium. Terdiri dari jaringan otot polos dan sedikit jaringan ikat. Lapisan ini sangat tebal, hingga mencapai 2-3 cm. Dapat dibedakan menjadi empat strata, yaitu stratum submucosum, stratum vaskulare, stratum supravasculare, dan stratum subserosum. Tunika serosa terdiri dari serat kolagen dan fibroblast. Terkadang juga ditemukan serat elastis dan retikulosa. Bagian terluarnya dilapisi mesotel yang merupakan terusan peritoneum

2.2.4. Vagina


Gambar histologi vagina

Vagina disebut juga lubang sanggama. Lubang ini menghubungkan rahim dengan vulva. Jaringan penyusunnya terdiri dari tunika mucosa, tunika muscularis dan tunika adventitia. Tunika mucosa mengandung jaringan epitel berlapis dan mengelupas. Tidak ada kelenjar lendir pada vagina. Lendir yang berada di vagina berasal dari serviks. Pada lamina propia terdapat banyak serat elastik dan limfosit. Terkadang juga ditemukan nodul limfa. Tunika muscularis terletak diluar tunika mucosa, mengandung serat otot polos dua lapis, sesuai dengan letak seratnya itu sirkuler dan longitudinal (Marieb, 2004).

0 comments: