Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Friday, June 7, 2013

Pembuatan Slide Preparat Tumbuhan

1. Pengambilan sampel di lapangan
Tahapan ini dimaksudkan adalah untuk menentukan sampel apa yang akan kita jadikan slide preparat, misalnya organ akar, batang, ataupun daun. Gambar proses seperti ini.
2. Fiksasi
Fiksasi dilakukan pada larutan FAA (formalin, alcohol, asam aceta glacial) selama lebih kurang 24 jam. Tujuan fiksasi adalah mematikan (penghentian proses-proses hidup secara tiba-tiba dan kekal (permanen) serta mengawetkan semua isi sel dalam ukuran serta posisi semula dalam sel atau hamper sama dengan pada waktu masih hidup . Akan tetapi bila ditangani secara kasar, bahan akan rusak sebelum dimasukkan ke dalam larutan pengawet. Proses fiksasi seperti pada gambar ini atau pada gambar ini. 
3. Aspirasi
Setelah bahan dimasukkan ke dalam larutan fiksasi, udara dalam jaringan tumbuhan dikeluarkan agar penetrasi dari larutan tersebut tidak terhalang. Alat yang digunakan seperti ini dan prosesnya seperti ini.
4. Dehidrasi
Tahap ini bertujuan menarik air dari jaringan tumbuhan agar kemudian dapat dikenakan larutan yang dapat bercampur atau larut dalam parafin yang digunakan sebagai alat dimana bahan akan ditanam. Dehidrasi seringkali dilakukan dengan seri alcohol-xylol atau lakohol TBA. Tahapan dehidrasi seperti ini.
5. Clearing
Adalah tahapan setelah dehidrasi ini disebut juga pembeningan atau penjernihan, karena dengan proses tersebut menyebabkan bahan menjadi bening atau jernih. Proses clearing seperti ini.
6. Infiltrasi
Disebut infiltrasi, karena pada tahap ini paraffin lunak sedikit-demi sedikit mulai dimasukan ke dalam jaringan tumbuhan dengan belum beberapa tahapan masih bercampur dengan xilol. Proses infiltrasi seperti ini.
7. Embedding (Penanaman)
Pada tahapan ini harus disediakan cetakan untuk memblok parafin yang akan ditanami oleh sampel preparat. Prosesnya seperti ini
8. Penyayatan Blok Parafin
Potonglah balok paraffin menjadi balok-balok kecil yang masing-masing mengandung sebuah bahan. Balok paraffin tersebut ditempelkan pada balok kayu menurut arah sayatan yang dikehendaki. Proses seperti ini.
9. Penempelan
Kaca objek yang hendak digunakan untuk menempelkan pita paraffin haruslah bersih kimiawi, sebab jika tidak demikian, sayatan-sayatan akan lepas. Bersihkan kaca objek dengan lap bersih dan kering. Sebagai bahan perekat digunakan larutan Haupt’s. Proses seperti ini.
10. Pewarnaan
Untuk memudahkan pengertiannya, proses pewarnaan diungkapkan dalam suatu bagan yang memuat urutan terjadwal. Pewarnaan yang paling sederhana adalah pewarnaan progresif dimana intensitas warna dalam jaringan berbanding lurus dengan lama waktu perendaman dalam zat warna tersebut. Contoh bagan pewarnaan seperti ini.

 B&B

Read More......

PEMBUATAN PREPARAT DENGAN METODE PARAFIN

Irisan utuh suatu specimen sangat bermanfaat bagi sudi pembelajaran. Dengan adanya preparat utuh maka dapat diamati bagian-bagian jaringan dan jenis sel yang ada dalam satu preparat. Dalam pembuatan preparat utuh diupayakan permanen atau awet agar sewaktu-waktu dapat diamati kembali. Dalam pembuatan preparat hendaknya dipahami karakteristik tanaman yang akan diambil sebagai spesimen. Karakteristik tersebut dapat berdasarkan atas pengelompokan jenis batang, termasuk dalam herba atau berkayu kemudian dilanjutkan berdasarkan penentuan tumbuhan tersebut tergolong dalam angiospermae atau gymnospermae dan selanjutnya tumbuhan itu tergolong dalam tumbuhan dikotil atau monokotil. Perbedaan karakteristik tumbuhan yang akan diambil sebagai spesimen menentukan larutan fiksatif dan zat warna yang akan digunkan dalam pembuatan preparat.

Read More......

preparat semi permanen

Preparat dibedakan menjadi 2, yaitu preparat permanen dan preparat semi permanen atau sementara. Dalam pembuatan preparat permanen ada beberapa cara atau metode. Mulai dari cara memperoleh sampel, persiapan dan pengolahan sampel sampai cara penilaian hasilnya. Adapun cara yang di gunakan dalam pembuatan preparat permanen adalah dengan menggunakan perlakuan dehidrasi. Perlakuan dehidrasi yang di lakukan dalam pembuatan preparat permanen, melalui proses yang

cukup panjang karena dalam perlakuan dehidrasi tersebut di lakukan dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda.Preparat permanen (melalui proses dehidrasi) sangat cocok untuk koleksi karena tahan lama untuk disimpan. selain itu juga dapat memberikan suatu penjelasanyang ringkas dengan ilustrasi yang baik tentang fakta-fakta dasar dan interpretasi hasil dari anatomi mikroskopik (bentuk dan morfologi). Selain itu juga untuk mengetahui daya tahan serta kualitas sediaan. (Junquiera,Corneiro,Kelley, 1998).Sedangkan pembuatan preparat semi permanen atau sementara yang dibuat tanpa proses dehidrasi tidak tahan lama karena setelah disimpan beberapa minggu spesimennya menjadi tidak jelas dan mengalami kerusakan.

Read More......